Minggu, 27 Januari 2013

URAIAN SYSTEM
Escalator dan Travelator adalah sistem transportasi vertikal didalam bangunan gedung untuk memindahkan orang / barang dari satu lantai ke satu lantai yang berikutnya. Escalator diprioritaskan untuk transportasi orang dengan barang bawaan yang dijinjing sedangkan  Travelator untuk transportasi orang dengan barang yang didalam trolley. Pemilihan Escalator dan Travelator ditentukan oleh besarnya kapasitas yang diinginkan karena kecepatannya sudah tertentu, sedangkan faktor lainnya yang juga harus dipertimbangkan adalah hal sebgai berikut :
-          Sudut kemiringan, lebih didasarkan pada keterbatasan perencanaan dan kenyamanan.
-          Tinggi antar lantai, lebih didasarkan pada keputusan perencanaan.
-          Sistem operasi, memungkinkan elevator bisa digerakan dengan arah keatas atau kebawah.
PERALATAN UTAMA & FUNGSI
1. Rangka Konstruksi
-    Terbentuk dari batang-batang baja yang dicat tahan karat
2. Exterior Panel
-     Bagian bawah dan samping rangka tersebut ditutup dengan lembaran metal atau non metal mengikuti design interior
3. Mesin Penggerak
-    Diletakkan di bagian atas berupa motor listrik 3Ø, transmission reducer dan rantai penggerak yang memutar tangga.
4. Anak tangga
-    Terbuat dari die cast aluminium alloy yang dibentuk dengan alur-alur khusus.
5. Moving Handrails
-    Terbuat dari campuran karet khusus
6. Balustrade
-    Terbuat dari transparant tempered glass
7. Pengaman / Safety
-     Current overload, hand rail & Step chain safety Switch
-     Emergency stop botton
-     Over / under speed control switch
Pengaman terhadap perbedaan kecepatan antara step & handrail yang melebihi 10% dari kecepatan nominal.
Pengaman-pengaman lain sesuai standard pabrik
DIAGRAM SISTEM


Elevator/Lift

URAIAN SYSTEM
Sistem transportasi vertikal didalam bangunan gedung adalah suatu sistem peralatan yang digunakan untuk memindahkan orang / barang dari lantai bawah ke atas atau sebaliknya.
Jenis elevator dibedakan berdasarkan pemakaiannya, yaitu :
1.      Lift Penumpang
2.      Lift Service / Barang
3.      Dump Waiter
Pada prinsipnya ke-3 jenis lift tersebut adalah sama, hal yang membedakan adalah cara penggunaanya. Untuk lift service / barang selain dengan penggerak motor  listrik ada juga yang digerakan dengan sistem hidrolik.
Pada sistem lift yang perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut :
-          Kapasitas angkut, dinyatakan dalam Kg atau total jumlah orang.
-          Kecepatan gerak, dinyatakan dalam meter/menit.
-          Jumlah lantai yang dilayani, mencakup jumlah stop/opening dari pintu lift
-          Jarak gerak, car lift pada posisi terendah s/d teratas dinyatakan dalam meter.
-          Over head, jarak aman yang ditentukan dari lantai teratas s/d lantai ruang mesin.
-          Kedalaman pit, sangat ditentukan berdasarkan kecepatan lift.
-          Ukuran bersih shaft.
-          Jenis pintu (center opening atau side opening)
-          Sistem Kerja,
  • Simplex, lift bekerja secara individual & tidak terpengaruh oleh lift yang lain.
  • Duplex, 2 lift yang bekerja dalam 1 kontrol
  • Group control, beberapa lift yang bekerja dalam 1 kontrol.
-           Kriteria dalam pemilihan lift.
  • 5 mnt handling capacity = minimal 11 % atau lebih
  • Average interval = maksimal 40 sec atau dibawahnya.
Kriteria tersebut sangat mempengaruhi dalam penetapan kapasitas, kecepatan dan jumlah lift yang akan dipakai dalam suatu gedung.
PERALATAN UTAMA & FUNGSI
1.      Mesin pengangkat (hoisting machines)
-    Berupa motor listrik dengan transmisi menggunakan gear atau gearless.
2.     Rem
-    Rem menggunakan sistem arus listrik.
-    Sistim kontrol rem saling mengunci (interlock) secara elektris dengan sirkuit kontrol motor listrik, direncanakan dan diatur rem hanya bekerja untuk memegang kabin lift pada saat lift sudah berhenti dan rem tidak digunakan untuk memberhentikan lift
-    Kereta lift berhenti darurat, untuk melepas rem dilakukan secara manual
3.      Katrol ( sheaves )
-    Terbuat dari cor.
4.      Kawat penggantung ( ropes )
-    Ropes untuk kabin lift & counter weight terbuat dari baja berpilin
5.     Rel penuntun (guide rails).
-    Untuk kabin lift & counter weight dipasang menggunakan bracket dan terikat kuat pada struktur bangunan.
6.      Counter weight
-    Terbuat dari balok besi tuang yang dipasang tersusun pada rangka baja.
-    Mampu memberi keseimbangan sebesar berat kabin lift kosong ditambah 40% – 45% berat beban maksimum
7.      Sepatu Penuntun
-    Terpasang kuat pada bagian atas & bawah kabin lift & counterweight.
8.      Buffer
-    Terpasang dibawah kabin lift & counter weight.
9.      Kereta Lift Penumpang.
a.       Rangka Kereta Elevator
-    Dibuat dari profil baja yang dicat anti karat
-    Pada rangka ini terdapat paling sedikit empat buah sliding type guide shoes, dimana dua buah terletak pada bagian atas kereta dan yang lain pada bagian bawah kereta tepat guide rail.
b.      Lantai Kereta
-    Terbuat dari plat baja yang dicat anti karat.
-    Bagian bawah dilapisi peredam suara.
-    Ukuran dan kekuatan sesuai kapasitas angkut.
c.       Dinding Kereta
-    Terbuat dari plat baja dicat, stainless Steel Hairline Finish atau bahan lain yang dipakai & dibuat sesuai disain Arsitektur.
-    Bagian luar dilapisi peredam suara.
d.      Langit-langit Kereta
-    Terbuat dari plat baja yang dicat anti karat.
-    Ketinggian tidak kurang dari 2300 mm dimana terdapat pintu darurat yang hanya bisa dibuka dari atas kereta dan dilengkapi safety switch sehingga lift tidak beroperasi selama pintu tersebut dibuka.
-    Terdapat penerangan normal & darurat dengan sumber daya dari batere yang akan menyala pada saat listrik utama padam.
-    Terdapat Exhaust Grille dengan Exhaust Fan untuk ventilasi.
-    Bagian atas dilapisi peredam suara.
e.       Pintu Kereta
-    Terbuat dari plat baja dicat, stainless Steel Hairline Finish atau bahan lain yang dipakai & dibuat sesuai disain Arsitektur.
-    Terdiri atas dua panel side opening.
-    Penggerak pintu kereta adalah motor listrik yang dilengkapi dengan alat pengatur kecepatan.
f.       Indikator Kereta
-    Integrated dengan Car Operating Panel dilengkapi dengan penunjuk arah pergerakan kereta.
-    Indikator posisi kereta dan bel.
g.      Car Operating Panel
-    Terbuat dari SS plate dengan hairline finish atau sesuai pesanan.
-    Terdiri atas peralatan sebagai berikut :
  • Pushbutton untuk setiap lantai
  • Pushbutton untuk membuka pintu
  • Pushbutton untuk emergency stop
  • On-Off switch untuk lampu penerangan
  • On-Off switch untuk exhaust fan
  • Key-switch untuk indipendent operation
  • Lampu dan atau buzzer tanda kelebihan penumpang
  • Pushbutton untuk intercom
  • Plat nama pabrik pembuat
10. Magnetic Landing Device
-    Untuk memberhentikan kereta lift pada setiaplantai yang dituju dengan toleransi +/- 5 mm dari lantai yang bersangkutan.
11.  Landing Door
-    Mempunyai type dan dimensi yang sama dengan pintu keretanya.
-    Dilengkapi dengan wide jamb atau narrow jamb.
-    Terbuat dari plat baja dicat, stainless Steel Hairline Finish atau bahan lain yang dipakai & dibuat sesuai disain Arsitektur.
-    Dilengkapi dengan kunci pembuka secara manual dan interlock secara elektris dan mekanis dan dilengkapi dengan alat penutup otomatis dengan weight closer.
12. Door Sills danToe Guards
-    Terletak dibawah pintu, terbuat dari Extruded Alumunium yang didudukkan pada beton yang telah disediakan.
DIAGRAM SYSTEM

Transformator Distribusi
Melengkapi sistem Elektrikal dalam gedung, saya akan menulis mengenai Transformator Distribusi.
URAIAN SYSTEM
Transformator yang biasa diistilahkan dengan transformer atau ‘trafo’ adalah suatu alat untuk Transformator yang biasa diistilahkan dengan transformer atau ‘trafo’ adalah suatu alat untuk “memindahkan” daya listrik arus bolak-balik ( alternating current ) dari suatu rangkaian ke rangkaian lainnya berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik ( EMF Induction ) yang terjadi antara 2 induktor ( kumparan ) atau lebih.
Bagian-bagian terpenting dan mendasar dari sebuah trafo adalah :
  • Kumparan primer (primary winding) yg dihubungkan dengan sumber listrik,
  • Kumparan sekunder (secondary winding) yg dihubungkan dengan beban,
  • Inti / teras / kernel (core) yang berfungsi menyalurkan GGL induksi antar kedua kumparan
Perhatikan sketsa berikut :

1. Prinsip teknis kerja trafo :
Dalam  praktek,  dikenal 3 sistem pendeteksian dan  pengendalian,  yaitu :
Apabila  kumpatan primer dihubungkan dengan sumber tegangan dengan arus bolak balik (AC), maka arus I1 akan mengalir pada kumparan primer, dan menimbulkan flux magnet yang berubah – ubah sesuai frekuensi arus I1 pada kernel trafo, dan menimbulkan GGL induksi eρ pada kumparan primer. Besarnya GGL induksi eρ adalah :
eρ = – Nρ dø / dt volt ..….……….………………………………………. (1)
dengan :
eρ = GGL Induksi primer
Nρ = Jumlah lilitan primer
dø = Jumlah GGM, dalam weber
dt = Perubahan waktu, dalam detik
Perubahan flux magnetik yang menginduksi GGL ep adalah flux bersama (mutual flux), sehingga GGL induksi muncul pada kumparen sekunder sebagai es yang besarnya adalah :
es = – Ns (dø / dt) volt …………………………………………… (2)
dengan Ns = jumlah lilitan kumparan sekunder dari (1) dan (2), perbandingan lilitan dapat didapat dari perbandingan lilitan sebagai berikut :
a = ep / es = Np / Ns ……………..………………………………….. (3)
dengan ‘a’ = rasio perbandingan lilitan (turn ratio) transformator
Karena rasio perbandingan tegangan berbanding lurus dengan rasio perbandingan lilitan, maka apabila a<1 maka trafo berfungsi sebagai penurun tegangan (step down transformer), dan apabila nilai a>1 maka fungsinya adalah untuk menaikkan tegangan (step up transformer).
Flux pada saat dinyatakan dengan f(t) = fm sin wt dengan øm = nilai flux maksimum ( webwer), sehingga GGL pada kumparan primer adalah :
ep = – Np dø / dt
ep = – Np d øm sin ωt / dt
ep = – Np ω øm cos ωt
ep = – Np ω øm sin (ωt – Л/2)
GGL induksi primer maksimum adalah (ep)max = – Np ω øm, melalui persamaan :
ep = (Ep)max / √2
= Np ω øm / √2
= 2Л ø Np ω øm √2 / 2
= 3,14. 1.41 f Np øm
ep = 4,44 f Np øm ………………………………………..……………..……..….. (4)
dengan cara yang sama diperoleh :
es = 4,44 f Nsøm ………………………………..……….………….…………….. (5)
Apabila transformer dianggap ideal, tanpa rugi-rugi daya, maka daya input Pi dianggap sama dengan daya output Po. Sehingga dari ( 3 ) didapat:
U1.I1 = U2.I2
a = Np/Ns = U1/U2 = I1/I2 .………………………………………………………. (6)
Persamaan (5) dan (6) inilah yang biasa digunakan sebagai pendekatan dalam praktek pengawasan di lapangan.
2. Jenis / tipe dan klasifikasi trafo:        (akan di jelaskan dimateri tersendiri)
PERALATAN UTAMA & FUNGSI
Sesuai dengan penjelasan diatas,maka sebuah transformator distribusi berfungsi untuk menurunkan tegangan transmisi menengah 20kV ke tegangan distribusi 220/380V sehingga dengan demikian, peralatan utamanya adalah unit trafo itu sendiri ( umumnya jenis 3 phase ).
1. Kumparan tersier :
Selain kedua kumparan ( primer dan sekunder ) ada beberapa trafo yang dilengkapi dengan kumparan ketiga atau kumparan tersier ( tertiary winding ). Kumparan tersier diperlukan untuk memperoleh tegangan tersier atau untuk kebutuhan lain. Untuk kedua keperluan tersebut, kumparan tersier selalu dihubungkan delta.
Kumparan tersier sering dipergunakan juga untuk penyambungan peralatan bantu seperti kondensator synchrone, kapasitor shunt dan reactor shunt, namun demikian tidak semua trafo daya mempunyai kumparan tersier.
2. Media pendingin :
Khusus jenis trafo tenaga tipe basah, kumparan-kumparan dan intinya direndam dalam minyak-trafo, terutama trafo-trafo tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak trafo mempunyai sifat sebagai media pemindah panas dan bersifat pula sebagai isolasi ( tegangan tembus tinggi ) sehingga berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi. Untuk itu minyak trafo harus memenuhi persyaratan sbb. :
a. ketahanan isolasi harus tinggi ( >10kV/mm )
b. Berat jenis harus kecil, sehingga partikel-partikel inert di dalam minyak dapat mengendap dengan cepat.
c. Viskositas yang rendah agar lebih mudah bersirkulasi dan kemampuan pendinginan menjadi lebih baik.
d. Titik nyala yang tinggi, tidak mudah menguap yg dapat membahayakan
e. Tidak merusak bahan isolasi padat ( sifat kimia ‘y’ )
3. Bushing :
Merupakan penghubung antara kumparan trafo ke jaringan luar. Bushing adalah sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator, yang sekaligus berfungsi sebagai penyekat antara konduktor tersebut dengan tangki trafo.
4. Tangki dan konservator (khusus pada trafo tipe basah) :
Pada umumnya bagian-bagian dari trafo yang terendam minyak trafo yang ditempatkan di dalam tangki baja. Tangki trafo-trafo distribusi umumnya dilengkapi dengan sirip-sirip pendingin ( cooling fin ) yang berfungsi memperluas permukaan dinding tangki, sehingga penyaluran panas minyak pada saat konveksi menjadi semakin baik dan efektif untuk menampung pemuaian minyak trafo, tangki dilengkapi dengan konservator.
5. Tap changer ( perubah tap ) :
Tap Changer adalah perubah perbandingan transformator untuk mendapatkan tegangan operasi sekunder sesuai yang diinginkan dari tegangan jaringan / primer yang berubah-ubah. Tap changer dapat dioperasikan baik dalam keadaan berbeban ( on-load ) atau dalam keadaan tak berbeban ( off load ), tergantung jenisnya.
6.  Breather ( alat pernapasan ) :
Karena pengaruh naik turunnya beban trafo maupun suhu udara luar, maka suhu minyakpun akan berubah-ubah mengikuti keadaan tersebut. Bila suhu minyak tinggi, minyak akan memuai dan mendesak udara di atas permukaan minyak keluar dari dalam tangki, sebaliknya bila suhu minyak turun dan volumenya menyusut maka udara luar akan masuk ke dalam tangki. Proses tersebut “pernapasan trafo”. Hal tersebut menyebabkan permukaan minyak trafo akan selalu bersinggungan dengan udara luar yg menurunkan nilai tegangan tembus minyak trafo. Untuk mencegah hal tersebut maka pada ujung pipa penghubung  udara luar dilengkapi tabung khusus yg berisi kristal yg bersifat hygroskopis.
7.      Perlatan pengaman (safety devices):
Setiap unit trafo distribusi selalu dilengkapi dengan peralatan pengaman, yg mengamankan trafo khususnya fisis, elektris maupun kimiawi. Beberapa peralatan pengaman yg umum dikenal, antara lain :
a. Bucholz rele :
Rele ini berfungsi mendeteksi dan mengamankan trafo terhadap gangguan di dalam tangki yang menimbulkan gas. Gas dapat timbul diakibatkan oleh :
i.  Hubung singkat antar lilitan pada/dalam phasa
ii. Hubung singkat antar phasa atau phasa ke tanah
iii.Busur api listrik antar laminasi atau karena kontak yang kurang baik.
b. Over pressure rele :
Rele ini berfungsi hampir sama seperti rele Bucholz, yakni mengamankan terhadap gangguan di dalam trafo. Bedanya rele ini hanya bekerja oleh kenaikan tekanan gas yang tiba-tiba dan langsung mentripkan CB pada sisi upstream-nya.
c. Differential rele :
Berfungsi mengamankan trafo dari gangguan di dalam trafo antara lain flash over antara kumparan dengan kumparan, kumparan dengan tangki atau belitan dengan belitan di dalam kumparan ataupun antar kumparan.
d. Thermal rele :
Berfungsi untuk mengamankan trafo dari kerusakan isolasi kumparan, akibat adanya panas berlebih yang ditimbulkan oleh arus lebih ( over current ). Parameter yang diukur oleh rele ini adalah kenaikan temperatur.
Saat ini keempat jenis rele tersebut diintegrasikan pada satu jenis rele yang dikenal dengan DGPT2. Notasi DGPT2 berarti :
-    D      = Differential rele
-    G      = Gas rele
-    P       = Pressure rele
-    T2     = Temperature ( thermal ) rele dengan 2 thermostat, masing masing digunakan untuk men-triger alarm dan yang lainnya untuk mengoperasikan kumparan shunt pada CB di sisi upstream, untuk memutuskan / men-trip pasokan daya ke trafo.
e. OCR ( Over Current Rele) :
Berfungsi mengamankan trafo arus yang melebihi nilai yang diperkenankan lewat pada trafo tersebut. Arus lebih dapat terjadi oleh karena beban lebih atau gangguan hubung singkat.
f. Rele tangki–tanah :
Berfungsi untuk mengamankan trafo bila terjadi hubung singkat antara bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan pada trafo.
g. Restricted Earth Fault rele :
Berfungsi untuk mengamankan trafo bila terjadi gangguan hubung singkat 1 phasa ke tanah.
h.      Indikator-indikator :
Untuk mengawasi kondisi trafo selama beroperasi, maka setiap unit trafo umumnya dilengkapi dengan indikator-indikator berikut :
i.   Indikator suhu minyak
ii.  Indikator permukaan minyak
iii. Indikator sistem pendingin
iv. Indikator kedudukan tap
Gambar.1. Power Trafo 5MVA lengkap dengan oil conservator dan gambar.2. Power Trafo 1250kVA hermetic shell
Gambar.3. DGPT2 rele dengan front dial, Gambar.4. DGPT2 rele dengan secure valve dan Gambar.5. Bucholzs rele
DIAGRAM SISTEM

Gambar 6 : Contoh penempatan unit trafo distribusi dalam sistem

MVDB

URAIAN SYSTEM
MVDB atau Medium Voltage Distribution Board ( kadang kadang digunakan istilah MVDP/Medium Voltage Distribution Panel) atau PTM(Panel Tegangan Menengah)adalah unit switching tegangan menengah yang berfungsi mendistribusikan beban ke panel-panel yang lebih kecil kapasitasnya, yang berada di sisi down-steam-nya. Pada pelaksanaannya di lapangan banyak digunakan istilah yang berbeda-beda, kadang ada yang menyebut Distribution Board, Switchgear, MCC Panel dsb. MVMDB umumnya terdiri dari 2 atau 3 kompartemen, yaitu kompartemen incoming dan kompartemen outgoing saja atau dilengkapi dengan kompartemen bus block atau metering.
PERALATAN UTAMA DAN FUNGSI
1. MV Cubical
Konstruksi cubical MVMDB umumnya ditentukan berdasarkan :
a.       cara pengoperasian panel, antisipasi perluasan panel
b.      cara perawatan
c.       kekuatan rangka dan dinding panel
d.      kemungkinan kesalahan hubungan singkat
Tipe yang paling umum ditemukan dalam pelaksanaan adalah air insulated metal cladding type.
Badan cubical terbuat dari lembaran baja yang diamankan dengan pentanahan khusus. Pada panel tipe ini, faktor kelembaban, kontaminasi, masuknya gas explosif, uap korosif, debu dan binatang-binatang kecil masih merupakan masalah.
Susunan bus bar yang memanjang di keseluruhan panel membentuk panel dengan dimensi panjang dan jumlah panel yang tetap. Untuk mengatasinya maka digunakan gas SF6 ( sulfur hexafluoride ) sebagai isolasi komponen utama di dalam setiap panel baja kedap udara, sehingga semua komponennya terlindung dari faktor-faktor di atas. Bus bar panel diletakkan dalam selubung isolasi per-phasa, sambungan panel dengan panel atau blok panel diberikan dengan menggunakan busbar sumbat CU berisolasi semi konduktif. Fleksibilitas sambungan untuk perluasan panel bisa diletakkan di kanan atau kiri panel asal. Tipe ini dikenal dengan istilah full encloded atau gas insulated metal cladding MV switchgear.
Perhatikan sketsa berikut :

Keterangan :
1. Laci tegangan rendah
2. Mekanisme pengoperasi CB
3. Bushing tipe pipa hembus
4. Kinematik diujung kutub
5. Mekanisme dibantu per
6. Mekanisme toggle
7. Saklar 3 posisi
8. Terminal kabel utama (insulator kerucut udara)
9. Rumah RMU di las kedap udara
10. Bus-bar 630A (konduktor diisolasi + adapter/penyesuaian silikon.
11. Ventilasi jalan asap
2. MV Circuit Breaker
MV Circuit  Breaker ( pemutus daya )  umumnya  merupakan  pemutus  3 pole ( kutub ) yang dipasang di unit panel CB atau panel hubung bus.
Pemutus 3 kutup ini diakomodasikan dalam rumah baja anti karat diseal kedap udara, dengan mekanisme operasi yang disusun di luar rumah RMU di belakang pelat depan panel. Operasi mekanis menggerakkan kutub-kutub pemutus dengan batang penggerak yang terbuat tanpa seal dalam ruang gas SF6; barang tersebut berupa pipa hembus metal yang dilas.
Mekanisme kerja CB ini berdasarkan energi yang disimpan per. Sewaktu penutupan CB per penutup dibuka dengan alat lokal, tombol atau remote, sehingga energi per lepas ke kontak dan ke per pembuka. Per penutup yang kendor diisi energi lagi dengan motor atau tangan, sehingga punya simpanan energi untuk urutan operasi OPEN-CLOSE-OPEN, misalnya untuk operasi penutupan ulang otomatis yang gagal.
Seperti umumnya pemilihan material cicuit breaker, faktor yang diperhitungkan sebagai parameter antara lain :
a.       Kapasitas daya
b.      Tegangan dan frekuensi kerja
c.       Arus pemutusan hubung singkat
d.      Arus hubung singkat
e.       Arus waktu pendek 3 detik
f.       Tipe breaker dan pengaman breaker :
Berdasarkan faktor-faktor di atas, dapat digunakan MCB (Moulded CB), LBS, vacuum CB atau gas insulated CB (menggunakan media SF6).

Gambar.7. Unit SF6 LBS (sumber ABB)

Gambar.8. Vacum LBS-Indoor mounted
3. Change Over Switch ( COS )
Sesuai dengan namanya, alat ini berfungsi sebagai ‘pemindah’ sambungan (bukan pemutus arus) yang memindahkan sambungan busbar dari titik bertegangan ke titik pentanahan (earthed point) yang harus dioperasikan pada saat dilakukan perawatan terhadap PTM. Sama seperti CB, COS juga dilengkapi dengan sistem proteksi terhadap lompatan listrik pada saat pemindahan kontak, mengingat adanya muatan sisa pada jaringan instalasi di sisi downstream-nya. Saklar ini berupa saklar putar multi ruang yang mengkombinasikan saklar pemutus daya dan saklar ke pentanahan, dimana proses dengan kontak bergerak di dalam ruang yang berisi kontak-kontak tetap. Kemudian ada lempengan yang menempel kontak gerak ( sudu-sudu) dan berputar dengan poros saklar membagi ruang ke dalam 2 sub-ruang yang berubah dengan putaran.
Pada COS dengan tipe isolasi gas SF6, pergerakan saklar mengakibatkan beda tekanan antara sub-ruang. Gas akan mengalir melalui celah atau nosel ke atas percikan yg terjadi karena pemisahan kontak & gas SF6 tersebut mendinginkan & memadamkan dalam waktu singkat.
Saklar ini adalah saklar multi fungsi (mengikuti standard DIN VDE & IEC), di mana dapat mengalihkan arus hubung singkat paling tidak 10x tanpa rusak & dapat digunakan sbg. pemutus arus 100x ukuran arus normal. Posisi saklar adalah “closed”, “open” dan “earthed”, tidak diperlukan interlocking karena closed dan earthed tidak mungkin terjadi bersamaan.
3. Aparatus Pendukung
Aparatus pendukung yang merupakan kelengkapan standard MVMDB yang harus diperiksa pada saat pemilihan material maupun pada saat instalasi dilapangan, antara lain :
a. HV HRC Fuse
Sisi MVDP yang berhubungan dengan transformer HV HRC fuse (sikring) digunakan untuk melindungi transformer dari kesalahan hubung singkat. Fuse dipasang dengan insulator phasa tunggal x3 di dalam tempat ber-insulator yang diletakkan di atas rumah RMU.
Jika fuse HV HRC terbakar putus, saklar dibuka mekanisme toggle yang dipasang ditutup ruang fuse. Suatu thermostar melindungi fuse dari kejadian fuse terbuka ( tripping ) karena kesalahan beban lebih thermal, misalnya fuse terpasang salah dimana terjadi tekanan berlebih membuka saklar lewat membran silikon tertutup ruang fuse dengan suatu saklar togle. Dengan demikian arus terputus sebelum fuse menderita kerusakan yang tidak dapat diperbaiki. Perangkat tersebut bebas rawat & tidak terpengaruh iklim luar, sedangkan untuk mengganti skring, transformer & jalan masuk ke skring harus diisolasi & ditanahkan, lalu sikring diganti secara manual.
b. Indikator dan metering.
Metering atau perlengkapan pengukuran daya, tegangan atau arus dan indikator-indikator lainnya merupakan kelengkapan / aksesories yang biasanya dipasang pada panel metering ( terpisah dari kompartemen switchgear ). Meter2 yang dikenal saat ini harus sudah memenuhi standarisasi berikut :
i.      IEC, BS, DIN dan ANSI untuk standard manufacturing
ii.      ISO 9001-200; ISO 14001, untuk standard sertifikasi quality assurance
iii.      KEMA, PTB dll untuk standar sertifikasi test
Besaran-besaran elektris ( kuat arus dan tegangan ) diperoleh melalui trafo-trafo ukur tegangan dan arus ( current & potential transformer ), seperti contoh-contoh berikut :
Gambar.9. 15kV Current Transformer, flex-core dan Gambar.10. 15 kV Potensial Transformer,flex-core
Gambar.11. MV digital Power Meter,flex-core dan Gambar.12. Digital Switchboard meter ,flex-core



DIAGRAM SYSTEM
Drawing : Kombinasi antara MV Distribution switchboard dengan Trafo substation (SM6 Series MG-Schneider)


Drawing : I/O MV Switchboard (SM6 Series : MG- Schneider)

Drawing : I/O Switchboard dengan CB protection (SM6 Series : MG-Schneider)
Gambar.13. Kombinasi beberapa tipe jaringan pada sistem distribusi daya
Kombinasi beberapa tipe jaringan pada sistem distribusi daya :
1. Sistem Supergrids Tegangan Ekstra Tinggi (EHV)
2. Sistem Tegangan Menengah (MV)
3. Sistem Tegangan Distribusi/Rendah (LV)

Sistem Distribusi Elektrikal

URAIAN SYSTEM
Yang dimaksud dengan sistem distribusi elektrikal adalah suatu sistem yang didesain dan dibangun untuk memasok daya listrik bagi sekelompok beban,dan hal tersebut merupakan suatu sistem yang cukup kompleks, dimulai dari instalasi sumber / source sampai instalasi beban/load).Sesuai dengan batasan, sistem distribusi elektrikal yang dibahas adalah instalasi listrik dalam gedung, dengan pasokan tegangan menegah (TM) dari sumber PLN dengan sumber cadangan dari genset.
PERALATAN UTAMA & FUNGSI
Peralatan utama sistem distribusi elektrikal terdiri dari :
1.   Instalasi penyulang TM (20 kV)
Merupakan jaringan (kabel/busduct) penyalur tegangan menengah dari gardu distribusi PLN ke peralatan TM di gardu pengguna.
2.   MVMDB
Medium Voltage Main Distribution Board adalah panel switching tegangan menengah yang ber­fungsi sebagai switcher dan pengendali daya TM di sisi pengguna. Komponen utama yang perlu diperhatikan pada MVMDB antara lain :
a.       Main CB/LBSMV
b.Fuse
c.       Peralatan proteksi/safety devices
3.  Transformator Distribusi
Transformator merupakan alat pengubah tegangan (up/down) yang bekerja berdasarkan  prinsip GGL induksi dan mutual inductance.Dalam bahan ini dibahas tentang step-down transformer,untuk  menurunkan tegangan jaringan 20kV ke tegangan distribusi 220/380 V.
4.   LVMDB
Low Voltage Main Distribution Board sebagai switcher tegangan rendah ke masing-masing sub-panel di sisi beban.
5.   Instalasi Penyulang TR
Instalasi ini berfungsi menyalurkan daya listrik tegangan rendah dari LVMDB ke sub panel atau dari sub panel ke beban. Pemilihan jenis saluran (kabel/busduct) tergantung dari posisi penempatan dan kapasitas penyalurannya.
6.   Sub Panel TR
Sub panel TR adalah panel-panel downstream yang langsung berfungsi sebagai switcher, dan pengaman beban. Ada sub panel yang hanya berfungsi sebagai switcher, tapi ada juga yang dilengkapi dengan aparat pengaturan dan instrumentasi.
8.      Beban / Load
Beban terhadap distribusi daya listrik dalam suatu bangunan gedung umumnya dikelompokkan ke­dalam 2 kategori besar, yaitu :
a.       Kelompok beban elektrikal / elektronik, yang antara lain terdiri dari :
-          Penerangan dan stop-kontak
-          Sistem Pengindera Api atau Fire Alarm (FA)
-          Sistem Tata Suara atau Sound System (SS)
-          Sistem MATV dan CCTV
-          Sistem Otomatisasi Bangunan (B.A.S.)
-          Sistem Komunikasi Data
b. Kelompok beban Mekanikal ( dibahas terpisah )
DIAGRAM SYSTEM

LIGHTING

1. Latar Belakang
Sejak dimulainya peradaban hingga sekarang, manusia menciptakan cahaya hanya dari api, walaupun lebih banyak sumber panas daripada cahaya. Di abad ke 21 ini kita masih menggunakan prinsip yang sama dalam menghasilkan panas dan cahaya melalui lampu pijar. Hanya dalam beberapa dekade terakhir produk-produk penerangan menjadi lebih canggih dan beraneka ragam. Perkiraan menunjukan bahwa pemakaian energi oleh penerangan adalah 20 – 45% untuk pemakaian energi total oleh bangunan komersial dan sekitar 3 – 10% untuk pemakaian energi total oleh plant industri. Hampir kebanyakan pengguna energi komersial dan industri peduli penghematan energi dalam sistim penerangan. Seringkali, penghematan energi yang cukup berarti dapat didapatkan dengan investasi yang minim dan masuk akal. Mengganti lampu uap merkuri atau sumber lampu pijar dengan logam halida atau sodium bertekanan tinggi akan menghasilkan pengurangan biaya energi dan meningkatkan jarak penglihatan. Memasang dan menggunakan kontrol foto, pengaturan waktu penerangan, dan sistim manajemen energi juga dapat memperoleh penghematan yang luar biasa. Walau begitu, dalam beberapa kasus mungkin perlu mempertimbangkan modifikasi rancangan penerangan untuk mendapatkan penghematan energi yang dikehendaki. Penting untuk dimengerti bahwa lampu-lampu yang efisien, belum tentu merupakan sistim penerangan yang efisien.
2. JENIS-JENIS SISTIM PENCAHAYAAN
Menjelaskan berbagai jenis dan komponen sistim pencahayaan.
2.1. Lampu Pijar (GLS)
Lampu pijar bertindak sebagai ‘badan abu-abu’ yang secara selektif memancarkan radiasi, dan hampir seluruhnya terjadi pada daerah nampak. Bola lampu terdiri dari hampa udara atau berisi gas, yang dapat menghentikan oksidasi dari kawat pijar tungsten, namun tidak akan menghentikan penguapan. Warna gelap bola lampu dikarenakan tungsten yang teruapkan mengembun pada permukaan lampu yang relatif dingin. Dengan adanya gas inert, akan menekan terjadinya penguapan, dan semakin besar berat molekulnya akan makin mudah menekan terjadinya penguapan. Untuk lampu biasa dengan harga yang murah, digunakan campuran argon nitrogen dengan perbandingan 9/1. Kripton atau Xenon hanya digunakan dalam penerapan khusus seperti lampu sepeda dimana bola lampunya berukuran kecil, untuk mengimbangi kenaikan harga, dan jika penampilan merupakan hal yang penting. Gas yang terdapat dalam bola pijar dapat menyalurkan panas dari kawat pijar, sehingga daya hantar yang rendah menjadi penting. Lampu yang berisi gas biasanya memadukan sekering dalam kawat timah. Gangguan kecil dapat menyebabkan pemutusan arus listrik, yang dapat menarik arus yang sangat tinggi. Jika patahnya kawat pijar merupakan akhir dari umur lampu, tetapi untuk kerusakan sekering tidak begitu halnya.
2.2. Lampu Tungsten–Halogen
Lampu halogen adalah sejenis lampu pijar. Lampu ini memiliki kawat pijar tungsten seperti lampu pijar biasa yang digunakan di rumah, tetapi bola lampunya diisi dengan gas halogen. Atom tungsten menguap dari kawat pijar panas dan bergerak naik ke dinding pendingin bola lampu. Atom tungsten, oksigen dan halogen bergabung pada dinding bola lampu membentuk molekul oksihalida tungsten. Suhu dinding bola lampu menjaga molekul oksihalida tungsten dalam keadaan uap. Molekul bergerak kearah kawat pijar panas dimana suhu tinggi memecahnya menjadi terpisah-pisah. Atom tungsten disimpan kembali pada daerah pendinginan dari kawat pijar – bukan ditempat yang sama dimana atom diuapkan. Pemecahan biasanya terjadi dekat sambungan antara kawat pijar tungsten dan kawat timah molibdenum dimana suhu turun secara tajam.
2.3. Lampu Neon
2.3.1. Ciri-ciri lampu Neon
Lampu neon, 3 hingga 5 kali lebih efisien daripada lampu pijar standar dan dapat bertahan 10 hingga 20 kali lebih awet. Dengan melewatkan listrik melalui uap gas atau logam akan menyebabkan radiasi elektromagnetik pada panjang gelombang tertentu sesuai dengan komposisi kimia dan tekanan gasnya. Tabung neon memiliki uap merkuri bertekanan rendah, dan akan memancarkan sejumlah kecil radiasi biru/ hijau, namun kebanyakan akan berupa UV pada 253,7nm dan 185nm. Bagian dalam dinding kaca memiliki pelapis tipis fospor, hal ini dipilih untuk menyerap radiasi UV dan meneruskannya ke daerah nampak. Proses ini memiliki efisiensi sekitar 50%. Tabung neon merupakan lampu ‘katode panas’, sebab katode dipanaskan sebagai bagian dari proses awal. Katodenya berupa kawat pijar tungsten dengan sebuah lapisan barium karbonat. Jika dipanaskan, lapisan ini akan mengeluarkan elektron tambahan untuk membantu pelepasan. Lapisan ini tidak boleh diberi pemanasan berlebih sebab umur lampu akan berkurang. Lampu menggunakan kaca soda kapur yang merupakan pemancar UV yang buruk. Jumlah merkurinya sangat kecil, biasanya 12 mg. Lampu yang terbaru menggunakan amalgam merkuri, yang kandungannya sekitar 5 mg. Hal ini memungkinkan tekanan merkuri optimum berada pada kisaran suhu yang lebih luas. Lampu ini sangat berguna bagi pencahayaan luar ruangan karena memiliki fitting yang kompak.
2.3.2. Bagaimana lampu neon T12, T10, T8, dan T5 bisa berbeda?
Keempat lampu tersebut memiliki diameter yang beragam (berbeda sekitar 1,5 inchi, yaitu 12/8 inchi untuk lampu T12 hingga 0,625 atau 5/8 inchi untuk lampu T5). Efficacy merupakan lain yang membedakan satu lampu dari yang lainnya. Efficacy lampu T5 dan T8 lebih tinggi 5 persen dari lampu T12 yang 40-watt, dan telah menjadi pilihan paling populer untuk pemasangan lampu baru.
2.3.3. Pengaruh suhu
Operasi lampu yang paling efisien dicapai bila suhu ambien berada antara 20 dan 30°C untuk lampu neon. Suhu yang lebih rendah menyebabkan penurunan tekanan merkuri, yang berarti bahwa energi UV yang diproduksi menjadi semakin sedikit; oleh karena itu, lebih sedikit energi UV yang berlaku sebagai fospor sehingga sebagai hasilnya cahaya yang dihasilkan menjadi sedikit. Suhu yang tinggi menyebabkan pergeseran dalam panjang gelombang UV yang dihasilkan sehingga akan lebih dekat ke spektrum tampak. Makin panjang panjang gelombang UV akan makin sedikit pengaruhnya terhadap fospor, dan oleh karena itu keluaran cahaya pun akan berkurang. Pengaruh keseluruhannya adalah bahwa keluaran cahayanya jatuh diatas dan dibawah kisaran suhu ambien yang optimal.
2.3.4. Lampu neon yang kompak
Lampu neon kompak yang tersedia saat ini membuka seluruh pasar bagi lampu neon. Lampu-lampu ini dirancang dengan bentuk yang lebih kecil yang dapat bersaing dengan lampu pijar dan uap merkuri di pasaran lampu dan memiliki bentuk bulat atau segi empat. Produk di pasaran tersedia dengan gir pengontrol yang sudah terpasang (GFG) atau terpisah (CFN).
2.4. Lampu Sodium
2.4.1. Lampu sodium tekanan tinggi
Lampu sodium tekanan tinggi (HPS) banyak digunakan untuk penerapan di luar ruangan dan industri. Efficacy nya yang tinggi membuatnya menjadi pilihan yang lebih baik daripada metal halida, terutama bila perubahan warna yang baik bukan menjadi prioritas. Lampu HPS berbeda dari lampu merkuri dan metal halida karena tidak memiliki starter elektroda; sirkuit ballast dan starter elektronik tegangan tinggi. Tabung pemancar listrik terbuat dari bahan keramik, yang dapat menahan suhu hingga 2372F. Didalamnya diisi dengan xenon untuk membantu menyalakan pemancar listrik, juga campuran gas sodium – merkuri.
2.4.2. Lampu sodium tekanan rendah
Walaupun lampu sodium tekanan rendah (LPS) serupa dengan sistim neon (sebab keduanya menggunakan sistim tekanan rendah), mereka umumnya dimasukkan kedalam keluarga HID. Lampu LPS adalah sumber cahaya yang paling sukses, namun produksi semua jenis lampunya berkualitas sangat jelek. Sebagai sumber cahaya monokromatis, semua warna nampak hitam, putih, atau berbayang abu-abu. Lampu LPS tersedia dalam kisaran 18-180 watt. Penggunaan lampu LPS umumnya hanya untuk penggunaan luar ruang seperti penerangan keamanan atau jalanan dan jalan dalam gedung, penggunaan watt nya rendah dimana kualitas warnanya tidak penting (seperti ruangan tangga). Walau demikian, karena perubahan warnanya sangat buruk, beberapa daerah tidak mengijinkan penggunaan lampu tersebut untuk penerangan jalan raya.
2.5. Lampu Uap Merkuri
Lampu uap merkuri merupakan model tertua lampu HID. Walaupun mereka memiliki umur yang panjang dan biaya awal yang rendah, lampu ini memiliki efficacy yang buruk (30 hingga 65 lumens per watt, tidak termasuk kerugian balas) dan memancarkan warna hijau pucat. Isu paling penting tentang lampu uap merkuri adalah bagaimana caranya supaya digunakan jenis sumber HID atau neon lainnya yang memiliki efficacy dan perubahan warna yang lebih baik. Lampu uap merkuri yang bening, yang menghasilkan cahaya biru-hijau, terdiri dari tabung pemancar uap merkuri dengan elektroda tungsten di kedua ujungnya. Lampu tersebut memiliki efficacy terendah dari keluarga HID, penurunan lumen yang cepat, dan indeks perubahan warna yang rendah. Disebabkan karakteristik tersebut, lampu jenis HID yang lain telah menggantikan lampu uap merkuri dalam banyak penggunaannya. Walau begitu, lampu uap merkuri masih merupakan sumber yang populer untuk penerangan taman sebab umur lampunya yang mencapai 24.000 jam dan bayangan taman yang hijaunya terlihat seperti gambaran hidup. Pemancar disimpan di bagian dalam bola lampu yang disebut tabung pemancar. Tabung pemancar diisi dengan gas merkuri dan argon murni. Tabung pemancar tertutup di dalam bola lampu yang berada diluarnya, yang diisi dengan nitrogen.
2.6. Lampu Kombinasi
Lampu kombinasi kadang disebut sebagai lampu two-in-one. Lampu ini mengkombinasikan dua sumber cahaya yang tertutup dalam satu lampu yang diisi gas. Salah satu sumbernya adalah tabung pelepas merkuri kuarsa (seperti sebuah lampu merkuri) dan sumber lainnya adalah kawat pijar tungsten yang disambungkan secara seri. Kawat pijar ini bertindak sebagai balas untuk tabung pelepasan yang menstabilkan arus, jadi tidak diperlukan balas yang lain. Kawat pijar tungsten digulung dengan susunan melingkar pada tabung pelepasan dan dihubungkan dalam susunan seri. Lapisan bubuk fluorescent diletakkan ke bagian dalam dinding lampu untuk mengubah sinar UV yang dipancarkan dari tabung pelepas ke cahaya nampak. Pada penyalaan, lampu hanya memancarkan cahaya dari kawat pijar tungsten, dan selama perjalanan sekitar 3 menit, pemancar didalam tabung pelepas melesat mencapai keluaran cahaya penuh. Lampu ini cocok untuk area anti nyala dan dapat disesuaikan dengan perlengkapan lampu pijar tanpa modifikasi.
2.7. Lampu Metal Halida
Halida bertindak sama halnya dengan siklus halogen tungsten. Manakala suhu bertambah maka terjadi pemecahan senyawa halida melepaskan logam ke pemancar. Halida mencegah dinding kuarsa diserang oleh logam-logam alkali.
2.8. Lampu LED
Lampu LED merupakan lampu terbaru yang merupakan sumber cahaya yang efisien energinya. Ketika lampu LED memancarkan cahaya nampak pada gelombang spektrum yang sangat sempit, mereka dapat memproduksi “cahaya putih”. Hal ini sesuai dengan kesatuan susunan merah-biru hijau atau lampu LED biru berlapis fospor. Lampu LED bertahan dari 40.000 hingga 100.000 jam tergantung pada warna. Lampu LED digunakan untuk banyak penerapan pencahayaan seperti tanda keluar, sinyal lalu lintas, cahaya dibawah lemari, dan berbagai penerapan dekoratif. Walaupun masih dalam masa perkembangan, teknologi lampu LED sangat cepat mengalami kemajuan dan menjanjikan untuk masa depan. Pada cahaya sinyal lalu lintas, pasar yang kuat untuk LED, sinyal lalu lintas warna merah menggunakan lampu 10W yang setara dengan 196 LEDs, menggantikan lampu pijar yang menggunakan 150W. Berbagai perkiraan potensi penghematan energi berkisar dari 82% hingga 93%. Produk pengganti LED, diproduksi dalam berbagai bentuk termasuk batang ringan, panel dan sekrup dalam lampu LED, biasanya memiliki kekuatan 2-5W masing-masing, memberikan penghematan yang cukup berarti dibanding lampu pijar dengan bonus keuntungan masa pakai yang lebih lama, yang pada gilirannya mengurangi perawatan.
2.9. Komponen Pencahayaan
2.9.1. Luminer/ Reflektor
Elemen yang paling penting dalam perlengkapan cahaya, selain dari lampu, adalah reflector. Reflektor berdampak pada banyaknya cahaya lampu mencapai area yang diterangi dan juga pola distribusi cahayanya. Reflektor biasanya menyebar (dilapisi cat atau bubuk putih sebagai penutup) atau specular (dilapis atau seperti kaca). Tingkat pemantulan bahan reflektor dan bentuk reflektor berpengaruh langsung terhadap efektifitas dan efisiensi fitting. Reflektor konvensional yang menyebar memiliki tingkat pemantulan 70-80% apabila baru. Bahan yang lebih baru dengan daya pemantulan yang lebih tinggi atau semi-difusi memiliki daya pemantulan sebesar 85%. Pendifusi/Diffuser konvensional menyerap cahaya lebih banyak dan menyebarkannya daripada memantulkannya ke area yang dikehendaki. Lama kelamaan nilai daya pantul dapat berkurang disebabkan penumpukan debu dan kotoran dan perubahan warna menjadi kuning disebabkan oleh sinar UV. Reflektor specular lebih efektif dimana pemantul ini memaksimalkan optik dan daya pantul specular sehingga membiarkan pengontrolan cahaya yang lebih seksama dan jalan pintas yang lebih tajam. Dalam kondisi baru, lampu ini memiliki nilai pantul sekitar 85-96%. Nilai tersebut tidak berkurang seperti pada reflektor konvensional yang berkurang karena usia. Bahan yang umum digunakan adalah alumunium yang diberi perlakuan anoda (nilai pantul 85-90%) dan lapisan perak yang dilaminasikan ke bahan logam (nilai pantul 91-95%). Menambah (atau melapisi) alumunium dilakukan untuk mencapai nilai pantul lebih kurang 88-96%. Lampu harus tetap bersih agar efektif, reflektor optik kaca tidak boleh digunakan dalam peralatan yang terbuka di industri dimana peralatan tersebut mungkin akan terkena debu.
Gir
Gir yang digunakan dalam peralatan pencahayaan adalah sebagai berikut:
  • Balas: Suatu alat yang membatasi arus, untuk melawan karakteristik tahanan negatif dari berbagai lampu pelepas. Untuk lampu neon, alat ini membantu meningkatkan tegangan awal yang diperlukan untuk memulai penyalaan.
  • Ignitors: Digunakan untuk penyalaan awal lampu Metal Halida dan uap Sodium intensitas tinggi.

1 komentar: